Berita

1.500 Industri Dikerahkan Produksi Komponen Kendaraan Listrik

JAKARTA— Sekitar 1.500 industri komponen yang ada di Tanah Air didorong untuk memproduksi komponen-komponen kendaraan listrik sehingga dapat menyumbang lebih besar untuk penggunaan komponen dalam negeri.

“Langkah ini untuk mengedukasi industri komponen kita yang 1.500 (perusahaan)  untuk beralih memproduksi komponen fuel electric vehicles,” kata Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Industri Sub Direktorat Alat Transportasi Darat Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Andi Komara, dalam diskusi Percepatan Pengembangan Kendaraan Emisi Rendah Karbon di  Sekretariat Negara, Jakarta .

Andi mengatakan dalam rangka penurunan emisi gas rumah kaca, pihaknya tak sekadar fokus pada kendaraan dengan rendah karbon tapi juga penggunaan biodiesel dan bioetanol untuk bahan bakar nabati kendaraan. “Kami menerapkan berbagai kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah kaca baik kendaraan listrik maupun biofuel,” katanya.

Dia menuturkan kendaraan diesel sejak 2016 sudah melakukan pengisian bahan bakar B20, dan penerapan B30 didorong pada 2020. Sampai 2017 industri  otomotif memproduksi hampir satu juta unit kendaraan dan mengekspor hampir 200 ribu motor listrik (low carbon ice technology). Kami tingkatkan lagi dengan program low carbon emission vehincle (LCEV). “Kita mendorong hibrid dan fuel cell,” katanya.

Investasi yang muncul LCEV sampai Rp 15 triliun dan menciptakan  200 ribu lapangan kerja fuel electric vehicles. “Mau tak mau global tren kita listrik. Jadi kita harus mendorong industri kita untuk memproduksi kendaraan listrik dengan peningkatan penggunaan komponen lokal,” katanya.

Peningkatan komponen lokal akan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan penyerapan tenaga kerja.  “Kami tidak mau cuma jualan kendaraan listrik di sini. Kami dorong ada produksi kendaraan listrik di Indonesia dengan komponen lokal,” katanya.

Pihaknya sedang mengkaji agar produk kendaraan listrik yang sedang dikembangkan bisa disesuaikan dengan pendapatan per kapita masyarakat yang ada saat ini. Dia mengatakan kendaraan listrik masih sangat mahal saat ini. (Antara)