Berita

Industri Mobil Indonesia Giat Membidik Pasar Ekspor

JAKARTA– Peta jalan atau roadmap Industri 4.0 Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong industri otomotif berkegiatan ekspor. Para produsen mobil tengah mengusahakan pelebaran segmen bisnis ekspornya.

PT Suzuki Indomobil Motor (SIM), misalnya, menargetkan pada 2022 ekspor mobil 83.500 unit. Seiji Itayama, President Director SIM, mengaku optimistis. Itu mengingat posisi Indonesia di mata prinsipal Suzuki telah menjadi pilar ketiga basis produksi kendaraan brandnya di dunia.  “Maka dari itu kami investasi di litbang dan usahakan ada transfer teknologi dari Jepang ke Indonesia,” katanya, seperti dikutip Kontan Senin 22 Oktober 2018.

Sampai saat ini SIM berusaha memaksimalkan volume ekspor dan mencari negara tujuan baru. Seiji mengatakan bahwa salah satu pasar ekspor baru yang bakal dimasuki perseroan ialah Meksiko. Sebenarnya selama ini regional Amerika Latin menyumbang porsi ekspor kisaran 47 persen, SIM berharap di 2020 porsi regional tersebut dengan penambahan negara tujuan baru akan meningkat menjadi 50 persen.

Mengintip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) sampai September 2018, total penjualan ekspor Suzuki baik CKD dan CBU ialah 47.122 unit. Jumlah tersebut tumbuh sekitar 4 persen year on year (yoy), di mana pada periode yang sama tahun lalu ekspor Suzuki hanya 45.320 unit. Sedangkan total ekspor selama 2017 kemarin tercatat mencapai 63.568 unit, dimana 55 persen penjualan disumbang oleh mobil CKD.

Bicara soal CKD, SIM mengatakan jenis mobil LCGC Karimun Wagon produksinya cukup laku di pasar Pakistan. Hal ini menjadi salah satu potensi yang bakal digarap maksimal oleh perusahaan.

Sementara itu, Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan negara tujuan ekspor perusahaannya cukup beragam. Dimana saat ini perseroan sudah mengekspor ke lebih dari 80 negara di Asia, Afrika, Karibia, Amerika Latin, dan negara timur tengah.

“Ekspor mobil ke negara lain sebeneranya konsepnya mirip dengan yang ada disini, yaitu dimana ada demand tentu bisa kami supply. Jadi apabila ada kebutuhan, tentu akan kami isi selama memungkinkan,” katanya. (*)