Berita Economy & Industry

Industri Otomotif bakal Serap Lebih Banyak Aluminium

JAKARTA— Penambahan kapasitas produksi alumina refinery dinilai perlu dilakukan. Pasalnya, proyeksi pertumbuhan serapan aluminium oleh sektor otomotif di era kendaraan ramah lingkungan karena aluminium lebih ringan ketimbang jenis logam lain (besi dan baja).

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azzam mengatakan serapan aluminium di sektor otomotif bakal meningkat. Faktor pendorongnay adalah adanya peningkatan volume penjualan, baik roda dua maupun roda empat. Beberapa komponen otomotif juga mulai beralih dari menggunakan besi bahan besi (ferro) ke aluminium.

“Perpindahan ini dalam rangka mengurangi bobot kendaraan sehingga lebih hemat bahan bakar,” katanya seperti dikutip Bisnis.

Pabrik Toyota di Indonesia menyerap aluminium foundry alloy dari PT Inalum untuk produksi velg kendaraan roda empat bermerek Toyota buatan PT TMMIN. Pasokan bahan baku komponen otomotif itu akan digunakan untuk produksi velg Kijang Innova, Fortuner, dan Sienta. Penggunaannya akan terus ditambah secara bertahap.

Adapun pabrik alumina refinery di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang ditargetkan beroperasi pada 2020, menyusul pembangunan struktur dasar dan gas plant yang tengah dilakukan saat ini. PT Bintan Alumina Indonesia mengincar total investasi Rp 17 triliun.

Di sisi lain, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sebelumnya menyatakan akan meningkatkan kapasitas terpasang hingga 500 ribu ton pada tahun depan. Adapun, kapasitas produksi perseroan pada saat ini baru sekitar 265 ribu ton. Dengan kata lain, produksi alumina nasional pada tahun depan dapat mencapai 1,5 juta ton per tahun.

Asosiasi Produsen Aluminium Ekstrusi serta Aluminium Plate, Sheet & Foil (APRALEX, Sh&F) mencatat konsumsi alumina maupun aluminium sekitar 800.000 ton per tahun. Adapun, konsumsi pada 2010 diproyeksikan berada pada kisaran 1 juta ton—1,2 juta ton per tahun.

Ketua APRALEX, Sh&F Abubakar Subiantoro mengatakan penambahan kapasitas produksi alumina tersebut masih sejalan dengan pertumbuhan konsumsi domestik. Menurutnya, jika rencana penambahan kapasitas produksi tersebut direalisasikan, volume impor alumina dapat ditekan secara signifikan. (Foto: Detik)