Berita

Pembiayaan Otomotif masih Menarik bagi Mandiri Utama dan Adira Finance

JAKARTA— PT Mandiri Utama Finance (MUF) menargetkan pembiayaan kredit kendaraan bermotor sebesar Rp 8,1 triliun pada 2019. Komposisinya 47 persen untuk mobil baru, 24 persen mobil bekas, 18 persen motor baru, dan 11 persen motor bekas. Langkah serupa juga tenagh didiapkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance). Perusahaan pembiayaan ini membidik kenaikan pembiayaan sektor otomotif sebesar lima hingga 10 persen pada 2019, menyusul pertumbuhan sebesar delapan persen pada produk pembiyaan sepeda motor dan tujuh persen pada produk pembiyaan mobil pada 2018.

“Produk Mandiri Kredit Motor (MKM) menawarkan berbagai macam keuntungan seperti hadiah undian satu unit Daihatsu Sigra, tiga unit motor, serta puluhan hadiah menarik lainnya,” kata Direktur Utama MUF, Stanley Setia Atmadja, dalam keterangan tertulis seperti dikutip Antara di Jakarta, Selasa awal pekan ini.

Produk MKM itu merupakan salah satu strategi MUF pada 2019 yang bekerjasama dengan Bank Mandiri mulai 18 Maret. Target pembiayaan kendaraan MUF pada 2019 itu meningkat dari realisasi pembiayaan kendaraan pada 2018 yang mencapai Rp7,3 triliun melalui 111 jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia. Realisasi itu diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan Tahun Buku 2018.

Stanley mengatakan kemudahan pembiyaan angsuran ringan MKM mulai Rp400 ribu dapat diperoleh nasabah MUF yang yang punya rekening gaji di Bank Mandiri. Selain itu, nasabah juga hanya perlu menyiapkan uang muka mulai dari Rp 800 ribuan dan jangka waktu kredit hingga lima tahun. Pelanggan yang mengajukan kredit MKM juga mendapatkan kemudahan untuk proses pembayaran melalui semua channel Bank Mandiri mulai dari ATM, Mandiri Online, dan juga Agen Mandiri di seluruh Indonesia.

MUF juga telah mengantongi izin untuk memasarkan produk MUF Syariah di delapan kota besar, yaitu Jakarta (Duren Tiga), Tangerang, Subang, Magelang, Kediri, Gresik, Surabaya dan Pekanbaru. Pada 2019, produk MUF Syariah itu akan diperluas ke beberapa kantor cabang MUF lainnya. Dalam hal pendanaan Syariah, MUF bekerjasama dengan bank syariah antara lain Bank Syariah Mandiri, Bank BCA Syariah, dan lainnya. MUF Syariah pada 2019 tak hanya memiliki produk pembiayaan mobil dan motor, tapi juga akan segera memasarkan produk pembiayaan Ibadah Umroh dan Haji.

Pencapaian Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing/ NPF) di level 1,09 persen dan Tingkat Kesehatan Keuangan (TKK) MUF pada kategori “sehat” sepanjang 2018. Peningkatan kualitas kredit yang membaik itu didapatkan melalui kerja sama dengan Pefindo Biro Kredit dengan perbaikan internal score credit. MUF juga telah terdaftar sebagai anggota Sistem Layanan Informasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (SLIK-OJK) pada 2019. MUF optimistis berbagai langkah itu semakin mempercepat proses kredit yang akan berimbas pada peningkatan kepuasan pelanggan. MUF juga memberikan kemudahan pembayaran angsuran, melalui lokasi pembayaran di kantor pos seluruh Indonesia, serta berbagai mini market berjaringan luas secara nasional.

 

Target Adira Finance Meningkat

Sementara itu, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) membidik kenaikan pembiayaan sektor otomotif sebesar lima hingga 10 persen pada 2019, menyusul pertumbuhan sebesar delapan persen pada produk pembiyaan sepeda motor dan tujuh persen pada produk pembiyaan mobil pada 2018. “Peningkatan pembiayaan pada 2018 selain membantu pertumbuhan juga menjadi momentum transformasi kami yang terus berlanjut. Target kami secara total pada 2019,pertumbuhan lima hingga 10 persen,” kata Direktur Utama Adira Finance Hafid Hadeli seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Jumat lalu.

Hafid menjelaskan total pembiayaan otomotif mencapai Rp38,2 triliun dengan komposisi 54 persen untuk produk pembiayaan sepeda motor, kemudian 44 persen untuk produk pembiyaan mobil dan dua persen untuk alat elektronik sepanjang 2018. “Komposisi pinjaman ke konsumen untuk kredit mobil sebesar 52 persen, pembiayaan motor 47 persen, dan sisanya elektronik,” katanya.

Hafid juga menjelaskan bahwa komposisi pembiayaan untuk kendaraan baru mendominasi sebesar 66,7 persen berbanding 33,3 persen untuk kendaraan bekas. “Persentase pada kategori kenderaan baru dan bekas itu tidak ada perubahan yang signifikan karena tim yang mengerjakan produk sama-sama ‘berlari kencang’,” katanya.

Adira Finance juga telah menggelar RUPST yang menyetujui Laporan Tahunan Perusahaan tahun buku 2018, pengesahan Laporan Keuangan Perusahaan untuk tahun buku 2018, dan mengesahkan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perusahaan untuk tahun buku 2018. RUPST itu juga memutuskan pembyaran dividen tunai Rp 908 miliar atau Rp 908 per lembar saham, yang merupakan 50 persen dari Laba Bersih Perusahaan pada tahun buku 2018. Pembayaran dividen dilakukan pada 30 April 2019.

RUPST menyisihkan Rp18,2 miliar atau satu persen dari laba bersih dan menambah cadangan umum sesuai Undang-Undang Perseroan Terbatas. Perusahaan ini melaporkan penggunaan dana hasil penerbitan Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap III Tahun 2018 senilai Rp 2,26 triliun, Obligasi Berkelanjutan IV Adira Finance Tahap IV Tahun 2019 senilai Rp 618 miliar, dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan III Adira Finance Tahap III Tahun 2019 sebesar Rp 214 miliar. Setelah biaya penerbitan, dana hasil dari penerbitan obligasi itu digunakan untuk mendanai pembiayaan baru. (*)