JAKARTA— Kelancaran lalu-lintas seputar arus mudik dan arus balik Lebaran 2017 sudah menjadi perhatian beberapa pihak yang berkepentingan, salah satunya Polri. Korps Lalu-lintas (Korlantas) Polri belum lama ini telah menyusun beberapa kesiapan. Kepala Korps Lalu-lintas Polri (Kakorlantas Polri) Irjen Roycke Lumowa melakukan survei dan meneliti beberapa lokasi yang berpotensi jadi titik macet jalur mudik.
“Pertama survei di arah Semarang, pantai utara (Pantura), Tol Brebes, Pemalang, Pekalongan sampai Semarang,” kata Roycke.
Korlantas bekerjasama dengan Jasa Marga dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bahkan sejak Februari 2017 telah memulai meneliti persoalan mudik Lebaran ini. Salah satu jalan yang ditempuh nantinya adalah bahwa agar tak terjadi penumpukan di exit Tol Brebes, nantinya pintu keluar (exit) tol dari Jakarta bisa sampai Pemalang (Jawa Tengah). “Tahun lalu ujung tol masih di Brebes, sekarang sampai Pemalang,” katanya.
Selain itu disediakan pula tol darurat sebagai alternatif. Namun jalur itu baru bisa dilalui oleh kendaraan pribadi. Para pemangku kepentingan kelancaran di jalan raya tersebut berharap mudik Lebaran tahun ini lancar. “Mudik lebaran harus nyaman, tertib, dan lancar. Saudara kita yang mudik bisa tepat waktu, tidak sampai tiba di kampong halaman setelah lewat Lebaran,” katanya.
Pengamatan dan persiapan akan terus mereka intensifkan seputar persoalan mudik sampai mendekati Hari-H Lebaran.
Untuk kelancaran lalu-lintas mudik Lebaran 2017 di Sumatra, pemerintah berencana mengoperasikan ruas tol Medan-Binjai Seksi 3. Ruas tol tersebut menghubungkan Binjai hingga Semayang sepanjang 4,2 kilometer. Rencananya pengoperasian Seksi 3 tersebut tanpa dikenakan tarif alias gratis selama mudik Lebaran.
Biasanya jalan nasional antara Medan hingga Binjai banyak digunakan bagi pemudik ke Banda Aceh. Pembukaan ruas tol ini diarahkan untuk mengurai kepadatan kendaraan. Biasanya titik kemacetan terjadi di Pinang Baris.
Sebenarnya ada rencana membuka ruas tol sampai Seksi 2 dari Binjai hingga Helvetia. Namun, pembebasan lahan untuk akses ke pintu tol Helvetia masih terkendala.
Proyek jalan tol Medan-Binjai merupakan salah satu ruas dalam Trans Sumatra, dengan total panjang 16,72 kilometer, terbagi menjadi tiga seksi. Seksi 1 sepanjang 6,2 kilometer, Seksi II sepanjang 6,1 kilometer, dan Seksi 3 sepanjang 4,2 kilometer. Biaya konstruksi ruas Medan-Binjai mencapai Rp 1,2 triliun dan biaya untuk pembebasan lahan sebesar Rp 495 miliar. Total investasi untuk ruas tersebut mencapai Rp 1,6 triliun. (*)