JAKARTA— Merk mobil Renault tak lagi berada di bawah payung Indomobil Group. Kini merek asal Prancis itu dipegang oleh Nusantara Maxindo Group. Kepindahan tersebut ditunjuk langsung oleh Renault Asia Pacific dan mulai berlaku di 24 Februari 2019.
Merek Renault di Indonesia memang selama ini menghadapi tantangan berat. Popularitasnya masih kalah dengan mobil Jepang ataupun merek Eropa dengan banderol harga lebih mahal sekalipun seperti BMW dan Mercedes-Benz.
Sejarah mencatat, Renault sudah ada di Indonesia sejak 2002. Data pasar mobil wholesales (dari pabrik ke dealer) pada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), menunjukkan penjualan per tahun pun tak ada yang pernah tembus 1.000 unit. Paling banyak Renault bisa berjualan 511 unit pada 2017. Sedangkan pada 2018 hanya 239 unit mobil Renault terdistribusi ke dealer-dealer.
Pada saat ini Renault hanya memiliki tiga model yang ditawarkan untuk masyarakat Indonesia yakni Duster, Kwid, dan Koleos. Di antara ketiga model itu, Duster lah yang menjadi penyumbang penjualan terbesar. Sebanyak 138 unit Duster tersebar di dealer-dealer Renault.
Renault juga sempat menggegerkan industri otomotif Tanah Air ketika meluncurkan mobil murah Kwid. Di saat yang bersamaan, mobil murah Low Cost Green Car (LCGC) program dari pemerintah sedang booming. Renault pun ogah Kwid disebut-sebut sama dengan mobil LCGC padahal harga jualnya lebih murah.
Sayangnya Kwid belum berhasil merebut hati masyarakat Indonesia. Penjualannya masih kalah jauh dengan LCGC terlaris Toyota Calya. Untuk perbandingan sepanjang pada 2018, distribusi Calya mencapai 63.970 unit sementara Kwid hanya 49 unit.
Di bawah Maxindo Nusantara Group, Renault optimis bisa ngegas penjualannya mobilnya di Indonesia. Harapan itu muncul lewat produk baru dan perluasan jaringan yang bakal dilakukan. (Detik)