Artikel Berita Transportasi

Usulan Pengamat: Menjadi Titik Macet Saat Mudik, Perlu Ada Rest Area di Luar Tol

JAKARTA— Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), berdasar pengalaman sebelumnya, mengkhawatirkan penumpukan kendaraan di rest area atau tempat istirahat dan pelayanan (TIP) sepanjang jalur Tol Trans-Jawa. MTI meminta Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan pemerintah pusat berkoordinasi dengan pemerintah daerah sepanjang jalur tol agar membuat TIP sementara di dekat pintu keluar tol masing-masing wilayah.

Wakil Ketua MTI Djoko Setijowarno menuturkan rest area sepanjang tol tak akan cukup melayani lonjakan para pemudik hingga padat dan keberadaannya tetap saja akan mengganggu lalu-lintas. “Kami mengimbau pemerintah daerah menyiapkan rest area dekat dengan gerbang tol. Kami mohon juga agara BUJT melakukan itu, sehingga polisi bisa mengarahkan, terutama daerah yang mereka lelah setelah melalui Cikampek (Jawa Barat) ke arah timur,” katanya beberapa waktu lalu, seperti dikutip Bisnis.

Dia mencontohkan, perlu ada rest area di luar gerbang tol Pekalongan (Jawa Tengah) dan Ngawi (Jawa Timur). Pasalnya, rest area di dalam tol pun sifatnya sementara, karena harus ada proses lelang. Dia menyebut titik kemacetan berada di jalur tol Trans-Jawa di ruas Jakarta-Cikampek. Sementara mulai dari Batang (Jawa Tengah) menuju timur itu aspek keselamatan yang jadi fokus penyelesaian. “Sesudah Batang ke timur itu sudah tingkat lelah bagi pemudik, jadi kami imbau batas kecepatan bisa diterapkan, tol itu bukan kecepatan, tapi kelancaran, dan kenyamanan,” katanya.

Senada, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Setiyadi mengimbau agar Pemda menyiapkan rest area di luar gerbang tol agar menjadi alternatif tempat istirahat bagi pemudik. Selain itu, rest area tersebut dapat menjadi kegiatan ekonomi tambahan yang dapat meningkatkan kesejahteraan warga setempat setelah adanya tol Trans-Jawa. Maklum, keberadaan tol selalu dianggap menjadi penyebab matinya perekonomian di wilayah sekitar tol. “Tentang rest area kota, kami sampaikan arus mudik Lebaran akan kekurangan rest area. Mau tak mau antre, antrean panjang ini jadi faktor penyebab ketidaklancaran lalu-lintas,” katanya.

Dia mengaku sudah bersurat ke pemerintah daerah agar menyediakan rest area di luar gerbang tol sehingga masyarakat tak hanya beristirahat tetapi dapat menikmati kuliner khas di wilayah tersebut. “Kami bekerjasama dengan Pemda, siapkan rest area, mengedukasi juga kami siapkan buku yang berisi kuliner andalan di daerah tersebut. Demi kelancaran bersama masyarakat bisa keluar tol, tinggal keluar saja, beli oleh-oleh, dan berwisata,” katanya.

 

Miduk 2019, Ada 55 Rest Area di Tol Trans Jawa

Telah beredar informasi bahwa Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama BUJT) telah menyediakan 55 rest area sepanjang ruas Jalan Tol Trans Jawa dari Merak (Banten) hingga Probolinggo (Jawa Timur) bagi kenyamanan pemudik Lebaran 2019. Rest area ini terbagi menjadi 25 Tempat Istirahat Tipe B dan 30 Tipe A. Rest Area Tipe B sendiri dilengkapi dengan fasilitas seperti ATM dengan fasilitas isi ulang kartu tol, toilet, warung atau kios, minimarket, mushola, restoran, ruang terbuka hijau, dan sarana tempat parkir.

Sementara untuk Tipe A dilengkapi dengan fasilitas yang sama dengan Tipe B dengan tambahan klinik kesehatan, bengkel, dan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Badan Pengatur Jalan Tol Ranto Parlindungan Rajagukguk mengatakan bahwa dari terdapat pula rest area yang letaknya agak jauh yakni di ruas tol Kertosono – Mojokerto (keduanya di Jawa Timur). “Rest area yang jaraknya terpanjang adalah ruas Kertosono – Mojokerto. Pemudik harus bersiap-bersiap, harus cukup BBM (bahan bakar minyak) dan bekal ini merupakan hal yang cukup penting,” katanya..

Selain itu, Tol Trans Jawa yang sudah beroperasi lama sampai Pejagan (Jawa Tengah), sehingga untuk ruas tol baru perlu diperhatikan adalah jalan tol yang baru beroperasi, karena tempat istirahat (TI) serta tempat istirahat dan pelayanan (TIP) yang belum lengkap. “Kios-kiosnya belum selengkap seperti kios-kios yang ada di rest area sepanjang tol Pejagan ke arah barat, jadi pemudik harus bisa memprediksi kecukupan bahan bakar,” katanya.

Pada setiap rest area jalan tol juga didukung oleh pengembangan dan pemasaran produk-produk ekonomi lokal daerah melalui usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang disinggahi oleh pemudik, sehingga tak hanya diisi oleh produk-produk asing.

Data dari BPJT merinci dari 71 rest area terdapat 55 rest area yang beroperasi dan 16 rest area yang masih konstruksi. Jarak rata-rata antar rest area jalur A sepanjang 20 kilometer, jalur B sepanjang 23 kilometer sementara jarak terjauh antar rest area yakni 52 kilometer. Sementara, fasilitas di masing-masing TI/TIP yang beroperasi adalah 7 sampai 23 toilet pria dan 8 sampai 23 toilet wanita. Adapun untuk lahan parkir disiapkan 69 hingga 250 mobil per TI/TIP dan 20 hingga 80 truk per TI/TIP, belum termasuk TI sementara. (*)